Face Yourself 'Martyr': Kembalikan Era Modern Deathcore


Sumber: Face Yourself (@fyourselfband) via Instagram.


Bro, lo harus dengerin kabar terbaru dari dunia metal! Kali ini kita bakal ngomongin tentang Face Yourself, band deathcore interkontinental yang baru ngasih gebrakan super nyentrik di kancah musik modern. Dengan EP terbaru bertajuk Martyr, Face Yourself nggak cuma nge-reclaim genre deathcore yang dulu dianggap "kotor" di era 2010-an, tapi juga memperlihatkan bagaimana mereka bisa membalut agresi brutal dengan lirik yang nyentuh soal kesehatan mental dan perjuangan hidup. Artikel ini bakal ngulik tuntas perjalanan, konsep, dan karya mereka yang keren abis. Let's go!




1. Awal Mula dan Filosofi Band

Sejak didirikan tahun 2023, Face Yourself udah ngebuktikan diri sebagai band deathcore yang penuh energi dan inovatif. Meski masih terbilang baru, mereka udah berhasil ngumpulin lebih dari 6 juta stream dan 1,5 juta views di YouTube lewat tiga EP mereka yang sebelumnya. Band ini berhasil mencuri perhatian dengan sound mereka yang enerjik, penuh dengan breakdown, blast beats, dan riff berat yang bikin lo langsung pengen headbang.

Nah, yang bikin Face Yourself makin unik adalah sikap mereka dalam “mereclaim” deathcore. Dulu, istilah deathcore sempat jadi kata kotor dan banyak band yang malah ngehindarinya. Tapi sekarang, generasi baru metalhead nggak peduli sama stigma itu. Mereka malah mengangkat kembali genre ini dengan gaya modern dan fresh. Dengan lirik yang gelap dan penuh perasaan, Face Yourself mengajak lo untuk “face yourself” alias menghadapi diri sendiri, mengakui kerapuhan dan kekuatan dalam dirimu.


2. EP Martyr: Konsep dan Tracklist

Martyr adalah EP yang menunjukkan bagaimana Face Yourself nge-refine sound mereka sampai jadi bener-bener padat dan meledak-ledak. EP ini terdiri dari lima track yang masing-masing punya kekuatan tersendiri. Berikut tracklist-nya:

  1. Primal
    Begitu lo mulai dengerin "Primal", lo bakal disambut sama intro misterius—diperkirakan suara perempuan yang nyiptain atmosfer gelap dan penuh teka-teki. Ga lama kemudian, vokal high scream dari Yasmine Liverneaux meledak bareng drum dan gitar yang ngasih pukulan musik yang nendang. Intro pun ditutup dengan lelucon kecil, “Well then, great production,” yang bikin lo langsung penasaran sama sisa lagu berikutnya.

  2. Predatory
    Ini dia, single andalan yang langsung bikin lo terpukau! "Predatory" adalah track dengan elemen drum dan bass yang menggetarkan, dipaduin dengan kemampuan vokal Yasmine yang super cepat dan high scream, yang bikin lo langsung inget aksi frontman Atilla, Chris Fronzak. Lagu ini merupakan representasi sempurna dari deathcore modern yang enerjik dan catchy—pasti bakal jadi favorit lo di playlist metal.

  3. The Poet
    Track ketiga ini membawa nuansa yang sedikit berbeda. Dengan judul “The Poet”, lo bakal denger campuran antara agresi musik dan lirik yang puitis, menggambarkan pergulatan batin dan kepekaan dalam kehidupan. Face Yourself berhasil menyulam kata-kata yang menyentuh dengan irama yang brutal, menciptakan keseimbangan antara kekerasan sonik dan keindahan lirik.

  4. Saboteur
    Buat lo yang suka kejutan, "Saboteur" hadir dengan intro yang unik. Bayangin deh, di tengah-tengah riff deathcore klasik, tiba-tiba muncul suara airhorn—yang bikin lo ngakak tapi juga nambah semangat buat nge-dengerin bagian selanjutnya. Perpaduan suara antara vokal Yasmine dan backing vocal dari Corey Doremus serta Kyle Muenzer nyiptain momen yang super mengena, memadukan keintensitasan dengan sentuhan humor yang cerdas.

  5. Sideration
    EP ini ditutup dengan "Sideration", lagu yang nunjukkin sisi modern dari Face Yourself. Dengan intro elektronik yang berulang-ulang dan terintegrasi dalam keseluruhan lagu, "Sideration" bikin lo merasakan kontras antara heaviness dari gitar dan drum dengan sentuhan ringan yang nyegerin. Pengaruh drumnya yang terinspirasi dari Chelsea Grin memberi warna tersendiri dan menyatu sempurna dengan vibe keseluruhan EP. Lagu ini juga ditutup dengan punchline yang nyemplung seperti penutup mahkota buat karya mereka.


3. Gaya Musik dan Produksi yang Apik

Face Yourself berhasil menyeimbangkan antara tradisi dan inovasi di dunia deathcore. Dengan pengaruh dari band-band legendaris seperti Chelsea Grin, Whitechapel, dan Thy Art is Murder, mereka mengeluarkan sound yang familiar tapi dengan sentuhan kekinian. Proses produksi EP Martyr dipimpin oleh produser ternama Joey Sturgis, yang pernah menangani band-band besar seperti Asking Alexandria, Of Mice & Men, dan The Devil Wears Prada. Berkat tangan dinginnya, setiap elemen—mulai dari drum blast yang menderu, riff gitar yang tajam, sampai vokal scream yang menghentak—menyatu menjadi satu simfoni brutal yang nggak bikin lo bosen.

Vokal Yasmine Liverneaux jadi salah satu highlight yang membuat band ini semakin dihargai. Dengan vokal yang fleksibel, dia mampu mengeluarkan scream ekstrim yang mengingatkan lo pada legenda deathcore, tapi tetap punya ciri khas yang unik berkat aksen Prancisnya dan emosi mendalam yang tercurah. Ditambah lagi, backing vocals dari anggota lainnya seperti Corey Doremus dan Kyle Muenzer menambah dimensi yang kaya di setiap lagu.

Selain itu, penggunaan elemen-elemen elektronik di beberapa bagian lagu, seperti yang lo denger di "Sideration", menunjukkan bahwa Face Yourself nggak takut buat bereksperimen. Mereka menggabungkan sound MySpace-era yang terinspirasi dari deathcore klasik dengan modernitas yang fresh, menjadikannya unik dan relevan di zaman sekarang.


4. Tema dan Lirik: Perjuangan dan Kesehatan Mental

Di balik ledakan agresif dan intensitas musiknya, Face Yourself nggak lupa menyelipkan pesan-pesan mendalam tentang kesehatan mental dan perjuangan pribadi. EP Martyr mengangkat tema tentang kerentanan, pertempuran melawan demon internal, dan bagaimana meraih kekuatan dari kesulitan hidup. Lirik-lirik yang mereka angkat bukan hanya sekadar kata-kata kosong, tapi menggambarkan realitas pahit yang sering nggak keliatan di permukaan.

Menurut pernyataan band, "Martyr explores struggles through difficult mental health battles. The lyrical content on the EP is based on vulnerability, and confronting your own demons." Ini mengajak lo, bro, buat nggak takut menghadapi sisi gelap di dalam diri lo, bahkan kalau harus berjuang berkali-kali untuk sembuh dan bangkit. Pesan ini disampaikan dengan cara yang lugas, tanpa basa-basi, membuat setiap pendengar bisa merasakan emosi yang raw dan relatable. Gak heran kalau beberapa track seperti "Predatory" dan "Saboteur" punya vibes yang nyeritain tentang keterpurukan sekaligus jalan menuju penebusan—sebuah narasi yang kuat bagi banyak orang yang pernah merasa terjebak dalam kegelapan.


5. Visual dan Promosi: Branding yang Keren Abis

Selain musik, Face Yourself juga jago banget dalam menciptakan image visual yang mendukung tema dan konsep mereka. Musik video untuk track seperti “Sideration” dan “Predatory” dikerjakan secara in-house oleh drummer mereka, Eric DiCarlo, lewat perusahaan SquaredUp. Pendekatan DIY ini bikin tampilan video mereka terasa autentik dan sejalan dengan identitas band yang anti-mainstream dan penuh kreativitas.

Promosi melalui Sumerian Records pun udah mengukuhkan posisi mereka sebagai salah satu representatif deathcore modern. Dengan kerja keras dan semangat yang terus berkobar, mereka berhasil mencuri perhatian para penggemar metal dari berbagai belahan dunia. Fakta bahwa mereka sudah tampil di Chaos & Carnage 2024 spring tour semakin menegaskan bahwa Face Yourself adalah fenomena deathcore yang harus lo inget.


6. Perjalanan dan Prestasi

Gak cuma soal musik, tapi Face Yourself juga sudah menunjukkan prestasi yang mengesankan dalam waktu singkat. Band yang baru berusia kurang dari dua tahun ini sudah mendapatkan:

  • Lebih dari 6 juta stream dan 1,5 juta views di YouTube.

  • Tiga EP yang berhasil membentuk standar tinggi untuk deathcore modern.

  • Nominasi untuk Breakthrough Band of the Year di Nik Nocturnal’s Heavy Music Awards.

  • Kesempatan untuk bergabung dalam tur besar-besaran, menandakan bahwa mereka sudah disorot sebagai kekuatan baru di dunia metal.

Semua prestasi ini menunjukkan bahwa meski masih muda, Face Yourself punya potensi luar biasa untuk mendominasi scene deathcore global. Dengan kombinasi kerja keras, bakat, dan dukungan dari label ikonik Sumerian Records, mereka siap membawa genre ini ke level berikutnya.


7. Kenapa Lo Harus Ikutin Face Yourself?

Bro, kalau lo doyan deathcore yang brutal tapi juga punya inti emosional yang dalam, Face Yourself wajib banget masuk dalam playlist lo. Berikut beberapa alasan kenapa lo harus dengerin karya mereka:

  1. Sound yang Fresh tapi Familiar:
    Meskipun terinspirasi dari deathcore klasik era 2010-an, Face Yourself berhasil mengemasnya dengan nuansa modern yang bikin musik mereka terasa segar dan relevan.

  2. Lirik yang Mengena:
    Lewat tema kesehatan mental dan perjuangan pribadi, mereka menyampaikan pesan bahwa hidup itu penuh dengan naik turun. Lo bakal bisa relate sama setiap lirik yang nyeritain tentang mengatasi kegelapan dalam diri.

  3. Vokal dan Teknik Musik yang Mempesonakan:
    Vokal Yasmine yang enerjik, ditambah teknik blast beats, breakdowns, dan riff keras yang diproduksi rapi oleh Joey Sturgis, jadi paket komplit yang nggak bakal bikin lo kecewa.

  4. Visual yang Keren dan Authentic:
    Musik video yang dikerjakan sendiri oleh anggota band mempertegas identitas mereka yang otentik dan anti-mainstream. Lo bakal dapat pengalaman visual yang mendukung atmosfer gelap sekaligus energik dari musik mereka.

  5. Prestasi dan Popularitas yang Meningkat:
    Dengan ribuan stream, views, nominasi penghargaan, dan penampilan di tour besar, Face Yourself udah membuktikan bahwa mereka adalah bintang baru di dunia deathcore.


8. Modern Deathcore Yang Berkarakter

Singkatnya, EP Martyr dari Face Yourself adalah pernyataan keren tentang bagaimana deathcore harus didengerin di era sekarang. Band ini tidak hanya memberikan pukulan musik yang brutal, tetapi juga menyelipkan pesan mendalam tentang kesehatan mental dan perjuangan hidup. Dengan lima track yang masing-masing punya karakter unik, dari "Primal" yang membuka tirai dengan kekuatan penuh, sampai "Sideration" yang menutup EP dengan sentuhan modern dan kejutan kecil, martir EP ini mengajak kita untuk “face yourself” alias menghadapi tantangan dan menemukan kekuatan dalam setiap kegelapan.

Face Yourself, yang terdiri dari Yasmine Liverneaux (vokal), Thomas Cardone (gitar), Corey Doremus (gitar & backing vocal), Dave Ricco (lead gitar), Kyle Muenzner (bass & backing vocal), dan Eric DiCarlo (drum), sudah menunjukkan kalau mereka nggak cuma bawa deathcore, tapi juga membawa jiwa dan perasaan yang sangat personal. Dengan keberhasilan yang mereka raih dalam waktu singkat dan kolaborasi solid bersama Sumerian Records serta produser ternama Joey Sturgis, prospek mereka di dunia metal tampak cerah dan penuh inovasi.

Buat lo yang pengen ngerasain kombinasi antara agresi ekstrim, lirik yang mencekam, dan konsep yang mendalam tentang perjuangan hidup, lo harus banget nge-stream EP Martyr dari Face Yourself. Ini bukan sekadar karya musik, tapi sebuah gerakan untuk mengembalikan deathcore ke panggung utama dengan semangat baru, tanpa takut menyentuh isu-isu emosional dan realita kehidupan.

Jadi, bro, siap-siap headbang sambil meresapi lirik yang nyeritain tentang kerapuhan dan kekuatan. Mari kita dukung band yang sudah berhasil menggabungkan tradisi deathcore dengan inovasi modern, membawa pesan yang mengena di hati, dan tentunya bikin lo makin cinta dengan dunia metal. Jangan lupa share artikel ini ke temen-temen lo yang juga doyan metal dan butuh update terbaru tentang dunia musik underground.

Komentar