Cabal Rilis Album Everything Rots: Brutal Tapi Nagih!

Sumber: Cabal (@cabalcph) via Instagram


Bro, siap-siap lo disuguhi satu perjalanan gelap nan brutal dari dunia deathcore! Cabal, band deathcore asal Denmark yang udah ngebuat geger industri musik dengan black style yang kental, kembali mempersembahkan album keempat mereka, Everything Rots. Album ini bener-bener ngeblend intensitas brutalisme, kecanggihan elektronik, dan guest vocal yang nendang abis, semuanya disuguhin dalam satu paket yang gak cuma bikin lo headbang, tapi juga mikir tentang gelap dan fananya dunia. Yuk, gua jelasin secara lengkap apa aja yang bikin album ini wajib banget lo dengerin. Let's go!




1. Perjuangan di Antara Kecepatan dan Kebrutalan

Di dunia deathcore, selalu ada pertarungan epik antara kecepatan dan kejamnya ritme. Nah, Cabal gak kalah dalam hal ini. Mereka berhasil menggabungkan tonasi bass yang berat dengan blastbeat cepet, dengan sentuhan chord progresif berbau horor yang pas banget buat tema occult atau gelap. Album Everything Rots ini hadir sebagai serangan deathcore hitam yang sengaja mengesampingkan atmosfir orkestra dan simfoni kertas tipis. Lo bakal nemuin riff yang kental, chug yang menggema, dan breakdown yang bisa ngehancurin mental—semuanya dimurnikan dengan produksi yang tebal dan penuh energi!

Gak heran, karena Cabal udah berkecimpung di dunia musik sejak 2018 dan jalan karir mereka bener-bener rollercoaster. Mulai dari debut mereka Mark of Rot yang tampil sebagai campuran deathcore down-tempo dengan sentuhan djent dan blackened flourishes, sampai ke Drag Me Down tahun 2020 yang nambah kecepatan dan agresivitas dengan kedatangan guest vocal dari Polaris, Møl, dan Trivium. Terus, Magno Interitus tahun 2022 yang nyoba eksplorasi elektronik gelap, meski eksperimennya bikin konsistensinya agak menyimpang. Nah, Everything Rots adalah hasil akhir dari perjalanan panjang itu, menggabungkan segala rasa—dari chug abadi, break down hardcore, sampe tambahkan electronic flourishes yang pas!


2. Album yang Bawa Angin Perubahan

Salah satu hal yang bikin Everything Rots beda dari album Cabal sebelumnya adalah kesan "return to form." Walaupun mereka pernah mencoba eksperimen dengan banyak nuansa, album ini nunjukkin bahwa Cabal masih setia sama deathcore murni namun dengan penyajian yang lebih segar. Lo bakal dengerin kombinasi antara kekuatan ekstrim dan sedikit inovasi. Ada bagian yang ngeblend antara groove blastbeat dengan nuansa elektronik yang memberikan denyut surreal, seolah musiknya sendiri hidup dan bernapas. Ini bukan sekedar ulang-ulang formula deathcore, tapi ada percampuran elemen baru yang bikin lo penasaran.

Misalnya, lagu seperti “Everything Rots” dan “Hell Hounds” menampilkan chugging breakdown yang berat dengan chord-chord gelap yang khas. Teknik vokal Andreas Bjulver yang super husky dan penuh agresi bisa bikin lo merasa terbakar tiap dengerin setiap lead. Gak cuma itu, Cabal juga kasih ruang buat sentuhan tamu istimewa yang menambah dimensi pada tiap track. Mereka sukses menampilkan guest dari berbagai latar, seperti Jamie Graham dari Viscera di “No Peace;”, Matthi Odysseus dari Nasty di “Unveiled”, Aaron Matts dari ten56. di “Still Cursed”, sampai Joel Holmqvist dari Aviana di “Stuck;” dan Alan Grnja dari Distant di “Beneath Blackened Skies.” Semua itu disusun dengan rapi, jadi tiap penampilan tamu tuh bener-bener nambahin rasa segar tanpa mengalahkan identitas Cabal.


3. Track-Track Kunci yang Nge-Highlight Intensitas

Bro, gua bakal kupas beberapa lagu yang jadi highlight album ini:

1. The Opening Blast

Album diawali dengan ledakan yang langsung bikin lo teriak “Wah, ini gila!”—playlist pembuka ini menggiring lo ke dalam atmosfer kacau dan gelap. Meskipun gak secara eksplisit dicantumkan judulnya, intro ini jadi modal kuat buat album yang penuh dengan energi brutal.

2. Everything Rots (Title Track)

Jadi, judul album sendiri jadi sebuah pernyataan: segala sesuatu akan membusuk, dan di dunia ini, kekacauan itu adalah kenyataan. Lagu ini adalah puncak dari intensitas deathcore dengan breakdown yang blaster, chug yang kental, dan riff yang penuh dengan kekuatan, ditambah dengan guest vocal yang menambah cita rasa. Di sini, Cabal membuktikan kalau meski musiknya udah setajam pisau, mereka tetap bisa tampil dengan kreativitas dan gaya khas yang gak bisa ditiru band lain.

3. Hell Hounds

Track yang satu ini ngejawab dengan agresi yang tak terelakkan. Vokal kasar, ritme yang cepat, dan energi yang meluap-luap bakal bikin lo merasa seperti dikejar-kejar oleh setan. Kombinasi breakdown yang menghentak dan electronic flourishes yang ditanam secara cerdas bikin lagu ini cocok banget buat lo yang doyan rage mode murni.

4. Redemption Denied & End Times

Lagu-lagu seperti “Redemption Denied” dan “End Times” nampilin sisi yang lebih melodic dari deathcore, dengan groove yang bikin lo pengen ngedengerin sambil headbang santai. Nada-nada melodius yang dingin berpadu dengan chug yang menghentak, menciptakan sebuah keseimbangan antara keangkeran dan keindahan yang jarang ditemuin di genre ini.

5. Electronic Interludes dan Nu-metal Reprieve

Walaupun album ini didominasi oleh deathcore brutal, ada juga momen-momen yang memungkinkan lo tarik napas sejenak. Misalnya, “Sort Sommer” (fitur kolaborasi dengan duo hip-hop/punk Fabräk) memberikan nuansa nu-metal yang menyegarkan, meskipun ia dijadikan sebagai bonus track. Ini jadi contoh gimana Cabal menggunakan variasi sebagai “reprieve” dari kerapatan intensitas yang lain.


4. Guest Vocalists: Mix Flavor yang Pas

Salah satu elemen yang bikin Everything Rots makin berwarna adalah kehadiran guest vocalists di beberapa lagu. Kayak lo dengerin lagu deathcore biasa tapi tiba-tiba ada suntikan rasa lain yang bikin lo makin terkesan. Di album ini, beberapa tamu tampil dengan gaya berbeda:

  • Jamie Graham dari Viscera yang hadir dengan vibe hardcore call-out di “No Peace;”

  • Matthi Odysseus dari Nasty yang muncul di “Unveiled” dengan aggression yang meledak-ledak.

  • Aaron Matts dari ten56. yang membawa groove ke “Still Cursed” secara rapid-fire, dan

  • Joel Holmqvist dari Aviana serta Alan Grnja dari Distant yang ngasih sentuhan brutal di “Stuck” dan “Beneath Blackened Skies.”

Kehadiran mereka tidak hanya bikin variasi vokal jadi lebih nendang, tapi juga mempertegas identitas album sebagai sebuah karya kolaboratif meski Cabal tetap membawa identitas deathcore murni dengan sentuhan eklektik.


5. Evolusi Sound dan Perbandingan dengan Album Sebelumnya

Jika lo sudah familiar dengan karya-karya Cabal sebelumnya, pasti lo bakal ngerasain perbedaan yang jelas di album kali ini. Mulai dari Mark of Rot yang kadang terlalu bersih atau terlalu kotor di beberapa bagian, lalu Drag Me Down yang lebih ngasih kecepatan dan agresi tanpa kompromi, dan Magno Interitus yang mencoba bereksperimen dengan sound elektronik—maka Everything Rots ini adalah puncak dari semua eksperimen tersebut yang dikemas dengan sempurna.

Album ini mengembalikan elemen-elemen yang bikin deathcore Cabal dikenal, terutama kekentalan chug dan agresi breakdown, namun juga mengintegrasikan elemen elektronik yang lebih terasa natural. Gaya produksi di Everything Rots berhasil mengurangi kebisingan yang berlebihan dan menyajikan struktur lagu yang lebih ramping, sehingga lebih mudah dicerna, terutama saat ditampilkan live. Gak heran, banyak review menyebut album ini sebagai "kembali ke bentuk terbaik" untuk Cabal.


6. Produksi yang Tepat dan Atmosfer yang Dark

Produksi Everything Rots bener-bener patut diacungi jempol. Dengan sound yang tebal dan lapisan-lapisan intens, album ini membuat setiap chug dan breakdown terdengar jernih meskipun ada banyak elemen yang saling bertumpuk. Gaya produksi ini mengingatkan lo pada standar produksi deathcore ekstrem—brickwalled dan gak ada kompromi sama sekali.

Selain itu, sentuhan dark electronics yang nyisip di beberapa lagu menambah dimensi surrealis yang pas. Tidak seperti album dengan orkestra atau symphonic yang terdengar mewah, Everything Rots justru mengutamakan kesan mentah dan brutal yang menjadi ciri khas deathcore. Elemen-elemen elektronik ini bukan untuk menggantikan, tapi malah menonjolkan intensitas yang sudah ada, sehingga menghasilkan aliran energi yang konsisten dan menggiring lo ke dalam suasana yang mencekam.


7. Lirik dan Tema: Kegelapan dan Kehancuran yang Menginspirasi

Bro, gak cuma soal musik, lirik di album ini juga punya cerita yang dalam! Cabal menyuguhkan lirik yang digali dari kedalaman kegelapan batin dan realita kehidupan yang kejam. Tema-tema seperti kehancuran, kegelapan, dan bahkan unsur occult (mistis) jadi bumbu utama di sini. Lirik-lirik tersebut nyeritain tentang dunia yang hancur, rasa sakit yang membekas, dan penghianatan yang mengguncang—semua dibungkus dalam bahasa yang lugas dan penuh emosi.

Dalam setiap lagu, kamu bisa ngerasain bagaimana band ini mengungkapkan penderitaan dan kemarahan, tapi juga ada secercah harapan yang tersembunyi di balik kekerasan itu. Gaya lirik yang raw dan anti-mainstream ini bikin setiap track terasa autentik dan gak cuma sekadar gombalan deathcore biasa. Penggunaan metafora hitam dan imagery horor semakin mempertegas atmosfer gelap yang ingin disampaikan Cabal.


8. Pengaruh dan Perbandingan dengan Band Sejenis

Biar lebih jelas, lo bisa bayangin situasi ini mirip kayak perbandingan antara band-band deathcore lainnya seperti Lorna Shore atau Worm Shepherd. Tapi bedanya, Cabal punya "filth"—kejenuhan dan kotoran musik yang sangat khas—yang membedakannya dari yang lain. Meskipun kadang terasa seperti deathcore Borgir, album ini membuktikan kalau Cabal punya identitas yang kuat dengan sentuhan keunikan mereka sendiri. Tidak seperti yang terlalu mengandalkan simfoni dan atmosfir orkestra, Cabal di sini fokus mengusung kemurnian deathcore yang nyaris brutal, tanpa ada hal-hal mainstream yang mengganggu.


9. Respons Fans dan Impact di Dunia Metal

Sejak dirilisnya Everything Rots, respons para fans deathcore pun bermunculan dengan antusiasme tinggi. Banyak yang bilang album ini adalah karya monumental yang berhasil memadukan intensitas, kebrutalan, dan inovasi dalam satu paket. Diskusi di forum-forum metal pun membahas bagaimana album ini membawa gebrakan baru yang tetap setia pada akar deathcore, tapi juga berani bereksperimen dengan elemen-elemen modern seperti electronic flourishes.

Feedback dari para penggemar menunjukkan bahwa meskipun album ini terasa sangat berat dan brutal, ada juga momen-momen yang memberikan kelegaan berupa groove yang asik dan hook yang memorable. Hal ini membuat album Everything Rots dijadikan referensi baru bagi mereka yang mencari deathcore yang tidak hanya keras, tapi juga punya kompleksitas dan keunikan tersendiri.


10. Visi Cabal dan Masa Depan yang Menjanjikan

Sebagai band yang terus berevolusi, Cabal gak cuma puas dengan pencapaian di album sebelumnya. Dengan Everything Rots, mereka sudah menunjukkan kemampuan mereka untuk berinovasi tanpa mengorbankan identitas inti mereka. John Rivera dan rekan-rekannya punya visi kuat untuk terus mendorong batasan genre deathcore, mengambil inspirasi dari berbagai pengaruh dan menggabungkannya ke dalam musik mereka yang khas.

Meskipun album ini menonjolkan kekerasan dan kegelapan, ada juga unsur kejeniusan dalam penataan lagu yang membuatnya lebih dari sekadar kompilasi agresi. Pendekatan smart songwriting di sini memberikan keseimbangan antara kekuatan mentah dan pengekspresian emosi yang mendalam. Semua itu bikin lo yakin bahwa Cabal masih berada di puncak kreativitas, dan banyak hal menarik akan terus mereka hadirkan di masa depan.


11. Deathcore yang Gak Mengecewakan

Jadi, bro, Everything Rots adalah album deathcore yang wajib banget lo dengerin kalo lo pengen pengalaman musik yang tak terlupakan. Dengan segala kekuatan brutalisme, keindahan elemen elektronik, dan guest vocal yang menambah warna, album ini adalah manifestasi dari kekuatan musik yang penuh amarah dan keindahan dalam kesederhanaannya.

Cabal berhasil menyajikan deathcore murni tanpa sentuhan simfoni berlebihan, memfokuskan pada chugging, breakdown berat, dan atmosfer horor yang sesuai dengan tema occult. Lirik yang penuh dengan cerita tentang kehancuran, pengkhianatan, dan kegelapan, disampaikan dengan gaya yang anti-mainstream, menambah kedalaman dari setiap lagu.

Album ini nggak hanya jadi catatan perjalanan musik Cabal, tapi juga bukti bahwa deathcore masih bisa berevolusi dan mengejutkan para pendengarnya. Dengan Everything Rots, Cabal telah menetapkan standar baru untuk genre ini, menggabungkan unsur klasik dengan inovasi modern yang bikin semua orang—baik fans lama maupun pendengar baru—terpukau. Jangan lupa share artikel ini ke temen-temen lo yang juga doyan metal dan butuh update terbaru tentang dunia musik underground.

Komentar