![]() |
Sumber: Bleed From Within (@bleedfromwithin) via Instagram |
Bro, gua mau cerita nih tentang album terbaru dari Bleed From Within, band metal asal Glasgow yang udah malang melintang di dunia metal sejak 2005. Kali ini, mereka ngeluarin album ketujuh mereka yang berjudul "Zenith". Album ini ngasih kita perjalanan musik yang campur aduk antara deathcore, groove metal, thrash, sampe unsur-unsur eksperimental yang bikin telinga lo teriak-teriak. Meski menurut review ada yang ngasih skor 6.5 dari 10 karena kadang terasa disjointed, ada juga yang bilang "Zenith" adalah puncak perjalanan musikal mereka, dengan kekuatan, inovasi, dan semangat tak terbendung. Let's go!!
1. Latar Belakang dan Evolusi Bleed From Within
Bleed From Within udah dikenal sebagai band metal keras dari Glasgow yang nggak pernah takut bereksperimen. Dulu, mereka dikenal lewat album-album metalcore dengan breakdown brutal, kombinasi vokal guttural dan clean, serta melodi yang ngena. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai memasukkan unsur death metal, groove metal, dan bahkan sentuhan progressive metal ke dalam sound mereka. Dari album "Humanity" (2009) dan "Empire" (2010) yang jadi tonggak awal, sampai "Uprising" (2013) yang membawa mereka ke panggung besar dengan tur bareng raksasa metal, Bleed From Within terus berevolusi.
Album "Zenith" ini, yang rilis via Nuclear Blast Records pada April 4, 2025, adalah bukti nyata bahwa band ini udah mencapai puncak kemampuan mereka. Dengan 11 track yang saling terhubung, album ini membawa kita dari ledakan drum, riff gila, sampai ke momen-momen yang penuh emosi dan eksperimentasi. Drummer Ali Richardson bilang, "Zenith" itu adalah simbol puncak (zenith)—tempat tertinggi yang pernah mereka capai—dan sekaligus pengingat bahwa masih ada banyak ruang untuk berkembang.
2. Track-by-Track: Mengupas Masing-Masing Lagu
1. Violent Nature
Buka album dengan "Violent Nature", bro! Lagu ini langsung nendang dengan howls of feedback yang bikin telinga lo digoyang. Setelah itu, datanglah riff yang bouncy dan enerjik, lalu tiba-tiba kamu bakal kena blast beats dari Ali yang selalu on point. Di verse, lo bakal denger groove off-kilter yang kemudian berubah jadi thrash groove berat, bikin lo ngerasa lagi di mosh pit! Walaupun ada bagian chorus dengan clean vocals yang agak nyeleneh, di bagian akhir lagu lo bakal disuguhkan riff slab besar yang super groovy. Meski ada momen yang bikin lo mikir "apa nih?", keseluruhan "Violent Nature" ngegambarin semangat agresif dan keunikan Bleed From Within yang khas.
2. In Place of Your Halo
Lanjut ke "In Place of Your Halo", bro, lagu ini nunjukkin sisi deathcore yang kental. Bayangin deh, ada droning guitar figure yang jadi latar belakang sambil band ngejam bareng dengan intensitas tinggi. Masuklah riff djenty yang seakan terinspirasi dari nada-nada Timur Tengah, bikin suasana jadi misterius. Saat lagu melambat di bagian chorus, lo bakal ngerasa drop yang bener-bener dalam dan menghantam. Gak nyangka, ada juga elemen bagpipes yang masuk, ngasih penghormatan keren buat tanah kelahiran mereka, lengkap dengan snare marching yang ngeramein finish lagu. Kombinasi elemen tradisional ini jadi salah satu keunikan yang bikin lagu ini beda dari yang lain.
3. Zenith
Judul lagu sekaligus album ini, "Zenith", merupakan titik balik yang nunjukkin perpaduan antara thrash dan groove yang maksimal. Dari opening melody yang penuh semangat, lo bakal disuguhin double bass yang terbang di verse, lalu masuk ke half-time section yang bikin lo pengen lompat-lompat di pit konser. Di chorus, ada kembalinya melodi gitar yang ditambah sentuhan clean vocals, memberikan keseimbangan antara kekuatan dan keindahan. Bagian blast beat yang dibumbui pola bass drum yang dinamis semakin mempertegas identitas lagu ini sebagai anthem puncak perjalanan album.
4. God Complex
"God Complex" ngegambarin kekuatan heavy metal murni, bro! Lagu ini dimulai dengan pick slide yang mengantar lo ke dalam riff driving yang berat dan bar tuned down. Chorus-nya yang singable bikin lo pengen ikut nyanyi bareng, apalagi dengan adanya gang vocals yang pas buat live show. Di tengah lagu, ada break yang nyantai tapi penuh intensitas, ditambah solo yang kasih jeda melodius sebelum lagu melaju kembali dengan kekuatan penuh. Secara keseluruhan, "God Complex" jadi momen yang menyatukan agresi dan keindahan musik metal.
5. A Hope in Hell
Nah, "A Hope in Hell" mungkin jadi track favorit banyak orang. Dimulai dengan bass line kotor dan clean guitar yang menyambut dengan vokal clean, lagu ini punya drum groove yang laid-back di awal. Setelah beberapa bar, dirty vocals datang menghantam, disusul oleh chorus yang monumental. Riff dan drum part setelah chorus benar-benar full of groove, bawa lo ke bagian verse yang makin intens dengan double bass yang terbang dan syncopated section yang unik. Buat gua, ini adalah puncak emosi dari album "Zenith" yang berhasil ngeblend energi, teknik, dan perasaan dengan sempurna.
6. Dying Sun
"Dying Sun" menghadirkan suasana yang lebih tenang di awal. Lo bakal denger bass dan drum groove yang halus, seolah-olah lo lagi duduk di ruangan yang cozy. Tapi jangan salah, sekitar satu setengah menit, datanglah riff berat yang lambat dan lumbering, seakan menghantam lo dengan kekuatan alam. Lagu ini kemudian berevolusi ke bagian yang weird dengan drum and bass groove, ditambah vokal distorted yang bikin nuansa makin suram. Chorus-nya menggabungkan clean dan dirty vocals dengan apik, dan setelah verse kedua, lagu kembali ke suasana atmospheric yang slow dan dirge-like. "Dying Sun" memang aneh, tapi justru keanehannya itulah yang bikin lagu ini memorable.
7. Immortal Desire
"Immortal Desire" membuka dengan vocal intro yang bisa dibilang COF (crazy out of focus), lalu muncul riff angular yang keren abis. Clean guitar masuk pas di verse, diiringi oleh dirty vocal yang kemudian dilembutkan dengan clean vocal yang nyentuh. Sekali lagi, heavy riff kembali menghantam di verse berikutnya, dan chorus yang besar dipimpin oleh clean vocals bikin lagu ini makin epic. Bagian break dengan orchestral vocals menambah dimensi musikal, memberikan jeda yang pas sebelum kembali ke kekuatan heavy metal. Lagu ini menyatukan semua elemen dengan harmonis, menciptakan perjalanan emosional yang kuat.
8. Chained to Hate
"Chained to Hate" adalah contoh nyata agresi murni. Mulai dari awal dengan double kicks yang terbang dan riff thrashy yang intens, lagu ini ngasih vibes ala Lamb of God. Saat solo mulai masuk, tiba-tiba ledakan chorus besar terjadi—bener-bener moment yang bikin crowd berteriak bareng! Setelah itu, lagu sempat melambat dengan clean guitar dan nuansa atmospheric. Meskipun ada momen breakdown yang kurang diisi solo, secara keseluruhan lagu ini berhasil menyampaikan energi agresif yang gak bisa dipungkiri.
9. Known by No Name
"Known by No Name" punya intro synth yang bikin lo ngerasa kayak lagi di dunia dansa alien. Gitar low yang rumbly mulai clipping di background, disusul orchestration yang nambah nuansa epik sebelum riff utama datang. Variasi drum di bagian chorus memang terasa agak lemah, tapi clean vocals yang masuk akhirnya ngangkat lagu ini dengan vibe ala Devin Townsend—unik dan catchy. Meski tempo lagunya lumayan cepat, ada potensi epik yang bisa lo rasain kalo lo dengerin dengan seksama.
10. Hands of Sin
Di "Hands of Sin", lo bakal disuguhin melody guitars yang smooth masuk ke dalam slamming riff yang enerjik. Ada bagian trem picking yang dikombinasikan sama kicks yang menghentak, lalu dilanjut dengan fill off-kilter yang bikin verse jadi makin thrashy. Setelah blasts masuk dan chorus menggema, lagu ini menyuguhkan bass fills yang pas, kemudian menuju middle section dengan half-time riff neck breaker. Kembali lagi ke chorus yang kuat, lagu ini mengemas dinamika yang konsisten dari awal sampe akhir.
11. Edge of Infinity
Sebagai penutup, "Edge of Infinity" membuka dengan sentuhan acoustic yang fresh dan menenangkan. Dari situ, muncullah melodi gitar yang secara perlahan membangun intensitas. Di verse, clean vocals berpadu dengan acoustic guitar memberikan nuansa yang subdued, sebelum akhirnya ledakan heavy riff yang mengingatkan pada Gojira atau Morbid Angel menghampiri. Solo yang mengudara bikin lagu ini makin soaring, lalu perlahan menghilang ke piano part yang menyentuh hati. Chorus yang kembali meledak di akhir jadi penutup yang pas untuk album ini.
3. Evaluasi dan Pendapat Umum
Ada yang ngasih skor 6.5 dari 10 buat album ini karena merasa di beberapa bagian album ini terdengar disjointed atau nggak nyambung, bro. Memang, ada track yang menurut sebagian fans belum sepenuhnya connect, dan ada bagian di mana transisi antar segmen terasa agak kasar. Namun, di sisi lain, banyak juga yang mengapresiasi ambisi Bleed From Within dalam mengeksplorasi berbagai gaya—mulai dari thrash, deathcore, sampai elemen orkestra dan tradisional (kayak bagpipes di "In Place of Your Halo").
Album "Zenith" ini nunjukkin pertumbuhan dan keberanian mereka untuk bereksperimen, meski kadang membuat beberapa lagu terasa overambitious. Tapi inget, metal itu identik dengan keberanian untuk mencoba hal baru, dan Bleed From Within jelas nggak takut buat keluar dari zona nyaman.
Dari segi teknik, permainan gitar Craig “Goonzi” Gowans dan Steven Jones udah makin matang dengan riff-riff intricate yang nyatu dengan solo-solonya. Drummer Ali Richardson masih jadi andalan dengan kemampuan double kicks-nya yang memukau, sedangkan vokalis Scott Kennedy dengan transisi antara growl dan clean vocalnya berhasil menyampaikan emosi dengan kuat. Meskipun ada bagian di mana produksi terasa agak compressed, hal itu juga bisa jadi pilihan artistik untuk menonjolkan intensitas.
4. Guest Appearance dan Kolaborasi yang Ngebantu Nambah Dimensi
Salah satu poin plus dari "Zenith" adalah kolaborasi spesial yang bikin album ini makin berwarna. Misalnya, di "Immortal Desire", ada guest vocals dari Brann Dailor (Mastodon) yang memberikan nuansa operatik dan prog metal, serta Josh Middleton (Sylosis) yang tampil di "Hands of Sin". Kolaborasi ini menunjukkan bahwa Bleed From Within punya pengaruh dan koneksi di kalangan metal internasional. Gak cuma itu, beberapa musisi legendaris seperti mantan bassist Periphery Adam “Nolly” Getgood dan produser dari Sikth, Dan Weller, turut berkontribusi dalam produksi vokal dan instrumental, menambah kredibilitas dan kualitas album ini.
5. Pesan dan Filosofi di Balik "Zenith"
Seperti yang diungkap Ali Richardson, nama "Zenith" itu dipilih karena melambangkan puncak keberhasilan—titik tertinggi yang udah dicapai, tapi juga sebagai pengingat bahwa masih banyak ruang untuk berkembang. Lirik di album ini nggak hanya soal kebrutalan musik, tapi juga berisi pesan tentang ketahanan, perjuangan, dan bangkit dari keterpurukan. Ada semacam ajakan untuk "rise from the grave" di "Known by No Name" dan semangat untuk tetap melangkah meski terjatuh di "A Hope in Hell". Pesan-pesan ini sangat relevan buat lo yang lagi ngerasain masa-masa sulit, karena musik Bleed From Within selalu mengingatkan bahwa tiap rintangan adalah bagian dari perjalanan menuju puncak.
6. Zenith, Antara Ambisi dan Eksekusi
Secara keseluruhan, "Zenith" adalah album yang menunjukkan ambisi besar Bleed From Within untuk bereksperimen dan menggabungkan berbagai genre metal dalam satu karya. Meskipun ada momen-momen di mana album ini terasa agak terpecah-pecah, kekuatan teknis, energi, dan pesan mendalam yang disampaikan tetap membuatnya layak didenger. Buat para metalheads yang udah lama ngefans sama band ini, "Zenith" bisa jadi bukti nyata bahwa Bleed From Within terus berevolusi dan nggak pernah berhenti mencari inovasi. Sementara buat yang baru mau coba, album ini jadi pintu masuk ke dunia metal yang penuh dengan intensitas, dinamika, dan keberanian.
Album ini punya segala elemen yang kita harapkan dari band metal hardcore—dari riff gila, blast beats, groove yang bikin ngiler, sampai momen clean vocal yang mengimbangi agresi. Meskipun beberapa bagian mungkin terasa kurang menyatu, setiap lagu punya ciri khas dan keunikan tersendiri yang patut diapresiasi. "Zenith" bukan hanya soal musik, tapi juga tentang semangat untuk terus melawan, bangkit, dan mengejar puncak—sebuah filosofi yang bisa diterapkan dalam banyak aspek kehidupan.
Bagi lo yang suka musik yang penuh energi, agresif, tapi juga penuh makna, "Zenith" dari Bleed From Within wajib banget lo dengerin. Album ini menawarkan perjalanan musik yang intens, penuh kejutan, dan membuktikan bahwa metal itu nggak pernah mati—justru terus berevolusi dan menantang batas. Jadi, selagi lo lagi nyari soundtrack buat menemani perjalanan hidup, pastikan lo kasih ruang buat "Zenith" di playlist lo.
7. Final Thoughts
Bro, "Zenith" adalah karya ambisius yang nggak takut untuk coba hal baru sekaligus tetap setia pada akar metal mereka. Meski ada momen di mana album ini terasa agak disjointed, semangat dan keberanian untuk bereksperimen adalah nilai plus yang nggak bisa diabaikan. Bleed From Within udah menunjukkan kalau mereka nggak cuma sekadar band metal biasa, tapi juga pelopor dalam menggabungkan berbagai elemen musik yang berbeda. Dengan kontribusi musisi top dan kolaborasi internasional, album ini siap membawa mereka ke level yang lebih tinggi dalam kancah metal global.
Jadi, buat lo para metalheads yang haus inovasi dan nggak takut buat eksplorasi musik, "Zenith" adalah album yang harus lo simak. Ini bukan cuma tentang mosh pit, riff, dan blast beats—tapi juga tentang pesan untuk terus maju meski banyak rintangan. Dengan kombinasi elemen tradisional dan modern, "Zenith" jadi bukti nyata bahwa metal terus berkembang dan selalu punya sesuatu yang fresh buat ditawarkan.
Yuk, dengerin, nikmati, dan rasakan vibe "Zenith" dari Bleed From Within. Semoga album ini bisa jadi inspirasi buat lo semua untuk terus mengejar puncak mimpi, karena di dunia metal, nggak ada kata "never enough" untuk perjuangan. Keep headbanging, bro, dan terus dukung karya-karya orisinal dari band-band metal yang berani berinovasi!
Itulah ulasan lengkap dari album "Zenith" oleh Bleed From Within. Artikel ini mengupas dari segi teknis, pesan, dan perjalanan musik yang ditawarkan, sekaligus memberikan perspektif objektif tentang kekuatan dan kelemahannya. Semoga ulasan ini bisa jadi referensi keren buat lo yang lagi cari insight mendalam tentang salah satu album metal paling dinamis dan penuh energi dari Scotland. Jangan lupa share artikel ini ke temen-temen lo yang juga doyan metal dan butuh update terbaru tentang dunia musik keras.
Komentar
Posting Komentar